Ada rencana mengup-grade sistem pengapian Honda Supra X125 (HSX125) atau Karisma kesayangan pakai CDI aftermarket? Berikut ini ada beberapa pilihan otak pengapian yang kerap diandalkan para pengguna bebek 125 cc berlambang sayap mengepak itu.
Pilihan cukup bersahabat dari sisi harga, merek Varro, dilego sekitar Rp 227 ribu. Untuk ubahan street performance, produk PT Junior Motorsport (JMS) di Cibinong, Jabar ini terbilang cukup memenuhi. Direkomendasi buat mesin standar hingga kohar sebatas porting-polish.
Sebab out put pengapian dirancang mirip standar bawaan motor. Namun timing-nya sudah dioptimalkan di beberapa titik putaran mesin dan sudah unlimiter. Dari hasil dyno, CDI ini mampu meningkatkan tenaga maupun torsi mesin cukup baik (lihat hasil dyno).
Tapi kalau Anda nantinya berniat akan menerapkan ubahan mesin lebih jauh lagi, tak ada salah melirik CDI berkurva pengapian lebih dari satu. Misal BRT Neo Dualband yang di pasaran dijual sekitar Rp 440 ribu. Sesuai namanya (Dualband), CDI punya 2 buah map pengapian.
"Pada tipe ini ada beberapa jenis kurva. Yakni standar/tune-up (ST), tune-up/racing (TR) dan racing/kompetisi (RK)," beber Heri, technical service PT Trimentari Niaga, produsen BRT. Yang biasanya dipilih para pemakai HSX125/Karisma untuk kohar adalah kurva TR.
Meski hanya diterapkan di mesin standar, kemampuan mengoreksi power serta torsi maksimum bisa diandalkan. Kurva pengapian yang diuji adalah T (sakelar Dualband Off untuk kurva TR). Untuk ubahan mesin yang lebih jauh lagi, tinggal geser kurvanya ke R dengan cara mengaktifkan (ON) sakelar Dualband-nya.
Pilihan cukup bersahabat dari sisi harga, merek Varro, dilego sekitar Rp 227 ribu. Untuk ubahan street performance, produk PT Junior Motorsport (JMS) di Cibinong, Jabar ini terbilang cukup memenuhi. Direkomendasi buat mesin standar hingga kohar sebatas porting-polish.
Sebab out put pengapian dirancang mirip standar bawaan motor. Namun timing-nya sudah dioptimalkan di beberapa titik putaran mesin dan sudah unlimiter. Dari hasil dyno, CDI ini mampu meningkatkan tenaga maupun torsi mesin cukup baik (lihat hasil dyno).
Tapi kalau Anda nantinya berniat akan menerapkan ubahan mesin lebih jauh lagi, tak ada salah melirik CDI berkurva pengapian lebih dari satu. Misal BRT Neo Dualband yang di pasaran dijual sekitar Rp 440 ribu. Sesuai namanya (Dualband), CDI punya 2 buah map pengapian.
"Pada tipe ini ada beberapa jenis kurva. Yakni standar/tune-up (ST), tune-up/racing (TR) dan racing/kompetisi (RK)," beber Heri, technical service PT Trimentari Niaga, produsen BRT. Yang biasanya dipilih para pemakai HSX125/Karisma untuk kohar adalah kurva TR.
Meski hanya diterapkan di mesin standar, kemampuan mengoreksi power serta torsi maksimum bisa diandalkan. Kurva pengapian yang diuji adalah T (sakelar Dualband Off untuk kurva TR). Untuk ubahan mesin yang lebih jauh lagi, tinggal geser kurvanya ke R dengan cara mengaktifkan (ON) sakelar Dualband-nya.
Rextor |
Varro |
STD |
BRT |
"Untuk mesin standar cukup pakai kurva 0. Atau bisa juga pakai kurva lain sampai dirasakan performa terbaik," bilang Robert Cong, bos PT Global Motorindo di Jl. Letjend. Suprapto, Galur, Jakpus.
Data Performa | ||
CDI | Power Max | Torsi Max |
Standar | 10,02 dk / 6.400 rpm | 11,94 nm / 5.100 rpm |
Varro | 10,08 dk / 5.000 rom | 11,65 nm / 5.000 rpm |
BRT Dualband | 9,91 dk / 7.100 rpm | 11,48 nm / 5.100 rpm |
Rextor adjutable | 10,12 dk / 7.000 rpm | 11,62 nm / 5.100 rpm |
Varro | 021-87901768 | |
BRT | 021-8765447 | |
Rextor | 021-42876931 |
Penulis/Foto: DiC / Pidav
(sumber : http://motorplus.otomotifnet.com/)