Buat yang sering riding malam, tentu enggak mau kan keganggu masalah lampu yang kurang mumpuni membelah kepekatan malam. Apalagi kalau ketemu jalan luar kota yang berkabut, minim penerangan dan sebagainya.
Nah, kalau enggan seperti itu, enggak ada salahnya ganti bohlam standar motor Anda pakai produk yang lebih cihuy. Yang tetap terang di beragam cuaca alias all season, tapi tidak perlu meng-upgrade sistem kelistirkan ataupun pengisian. Apa saja pilihannya? Nih simak saja berikut ini.
Sekalian membuktikan tingkatan cahaya yang dihasilkan, kami coba praktikkan pada Honda Supra keluaran 2006 yang masih memakai bohlam standar berkapasitas 30W/30W. Supaya seimbang, pada saat dihidupkan putaran gas diputar di kisaran 3.000 rpm untuk mendapatkan cahaya yang sesungguhnya. Dengan jarak sekitar 2,5 meter dari tembok, hasil seluruh bohlam nyatanya terlihat beda-beda antar merek. Pada bohlam standar, nyala lampu hanya menerangi sedikit bidang di tembok (gbr.1).
Nah, kalau enggan seperti itu, enggak ada salahnya ganti bohlam standar motor Anda pakai produk yang lebih cihuy. Yang tetap terang di beragam cuaca alias all season, tapi tidak perlu meng-upgrade sistem kelistirkan ataupun pengisian. Apa saja pilihannya? Nih simak saja berikut ini.
Sekalian membuktikan tingkatan cahaya yang dihasilkan, kami coba praktikkan pada Honda Supra keluaran 2006 yang masih memakai bohlam standar berkapasitas 30W/30W. Supaya seimbang, pada saat dihidupkan putaran gas diputar di kisaran 3.000 rpm untuk mendapatkan cahaya yang sesungguhnya. Dengan jarak sekitar 2,5 meter dari tembok, hasil seluruh bohlam nyatanya terlihat beda-beda antar merek. Pada bohlam standar, nyala lampu hanya menerangi sedikit bidang di tembok (gbr.1).
Lalu bohlamnya coba diganti produk Osram All Season Super berkapasitas lebih tinggi, 35W/35W. Hasilnya langsung terlihat beda. Bidang yang disinari jauh lebih besar, dan bias sinar juga terlihat rata pada tembok (gbr.2). Sinar yang dihasilkan dari bohlam seharga Rp 45 ribu ini sedikit kekuningan dengan rona pelangi.
Lalu lanjut pada merek Goyo yang mempercayakan gas HID pada bohlam berkapasitas 35W/35W (gbr.3). Harga jualnya lebih murah, hanya Rp 25 ribu. Walau murah, tapi hasilnya juga masih lebih baik dari bohlam standar. Bidang yang diterangi sinar jauh lebih besar, hanya saja pinggiran bias sinar lebih tersebar tidak merata.
Lalu lanjut pada merek Goyo yang mempercayakan gas HID pada bohlam berkapasitas 35W/35W (gbr.3). Harga jualnya lebih murah, hanya Rp 25 ribu. Walau murah, tapi hasilnya juga masih lebih baik dari bohlam standar. Bidang yang diterangi sinar jauh lebih besar, hanya saja pinggiran bias sinar lebih tersebar tidak merata.
Percobaan ketiga merek Wealthy Plasma Xenon berkapasitas 30W/30W. Memang dari segi harga jauh di atas pesaingnya, dengan harga eceran Rp 100 ribu. Tapi hasil pencahaanya sepertinya sebanding. Terlihat bias sinar putihnya sangat terang. Selain itu bias sinarnya juga rata di sekelilingnya (gbr.4).
Lebih mahal, pembelian Wealthy sudah dilengkapi dengan terminal keramik untuk menahan panas bohlam. Alhasil, enggak merusak terminal standar dan diyakini lebih awet.
Lebih mahal, pembelian Wealthy sudah dilengkapi dengan terminal keramik untuk menahan panas bohlam. Alhasil, enggak merusak terminal standar dan diyakini lebih awet.
Terakhir OTOMOTIF coba keluaran Wealthy juga, hanya beda tipe yakni Four Season. Punya kisaran harga sama Rp 100 ribu, tipe ini juga sudah dilengkapi dengan terminal keramik (gbr.5). Hasilnya, bias sinar terlihat jauh lebih besar dan rata. Pastinya juga lebih fokus ketika dipakai riding malam hari.
Enggak takut lagi jalan malam kan...
Penulis : Rio Fajar | Editor : Pilot | Photo : Rio
Enggak takut lagi jalan malam kan...
Penulis : Rio Fajar | Editor : Pilot | Photo : Rio
(sumber : http://www.mymotobike.com/)
